Visit My old blog

Tuesday 22 April 2014

Feeling Insecure?



      

      Jadi 'feeling insecure' ini adalah salah satu istilah yang menurut saya paling cocok dan mewakili buat describe saat-saat dimana kamu merasa nggak happy, nggak aman, lonely, on the top of your sensitive emotion,  intinya totally absurd, dan ambigu untuk dijelasin. Saat-saat yang begini bisa dibilang senggol sedikit bacok. Semua wanita i'm sure pasti pernah atau mungkin sering ngerasain sindrom "feeling insecure" ini. We do not talk about what kind of problems that drives us to this silly and iritating feeling, karena semua orang tentu punya masalahnya sendiri. So i do really happy untuk bisa sharing apa yang mungkin bisa dilakukan untuk kick out this feeling. Dan ini adalah versi saya berdasarkan beberapa bacaan artikel psikologi yang sudah saya baca dan manggut-manggut karna kebanyakan adalah teori. Tapi trust me mengalami sendiri kemudian membaca teori hasilnya adalah solusi yang original. 

- Pertama, ambil kertas paling bagus dan tulis di atas kertas itu besar-besar quote ini  "The task we must set for ourselves is not to feel secure, but to be able to tolerate insecurity" (German psychoanalyst Eric Froom). Hey girls ternyata insecurity itu normal, jadi ketika perasaan ini muncul merasalah ini bagian dari kenormalan. Nggak gampang memang untuk mencoba memasukkan ini dalam sebuah konsep kenormalan, tapi memasukkan ini dalam konsep masalah juga to much. Karena feeling insecure bisa datang kapan saja, regular guest bisa dibilang. Bayangkan saja kita punya masalah yang datangnya secara regular, no way!

- Kedua, do something that make u happy. Mengontrol pikiran kita bahwa insecurity itu sangat bisa ditolerir rasanya nggak cukup membuat perasaan itu hilang. Melakukan hal yang kita suka bisa jadi pengalih perhatian yang menyenangkan dan sekaligus manjur. Kalau hobi baca buku, pergi ke toko buku beli beberapa buku yang kamu suka, seharian spent waktu di perpustakaan atau ke coffee shop sambil baca mungkin. Atau hobi nonton film, ajakin siapa aja yg bisa ikut nonton atau beli dvd-dvd favorit. Happy!

- Ketiga, buy  something cute for u (hadiahi diri sendiri). Nggak harus mahal, beli sesuatu yang  cute dan membahagiakan. Kalau kamu wanita tulen, pasti tau prinsip ini. Let say, saya sudah cukup seneng dengan beli kutek baru, dengan warna baru yang sebelumnya gak pernah dicoba. Just a small things but cheer u up!
- 
Keempat, trust me pastikan kamu makan teratur disaat sindrom 'insecure' muncul. Tingkat stress orang dengan perut kenyang dan asupan gizi tercukupi akan lesser dibanding dengan orang yang lagi laper. Sederhananya kita selalu bilang 'aku nggak bisa mikir karna aku laper' konsep ini sama juga dengan tingkat stress dan pikiran yang nggak jernih karena kita nggak makan dikala stress. Konsumsi buah, minum banyak air putih bisa membuat kita slightly fresh.

- 
Kelima, berdoa. Siapa yang kita tuju disaat teman-teman pada sibuk kerja, orang tua jauh, saudara juga, dan pacar... ngga punya mungkin??. Anyway, Tuhan selalu ada dimanapun dan kapanpun. Segala keluh kesah yang kita punya mungkin tidak akan dimengerti sepenuhnya oleh orang lain. Tapi, untuk tuhan, tanpa perlu seribu kata keluar dari mulut kita Dia selalu mengerti dan ada. Alhamdulillah. 

So.. semoga seiring dengan berjalannya waktu, dan bertambah dewasanya kita semoga perasaan insecure ini bukan lagi jadi hal yang dominan dalam hidup sehari-hari. Gonna change with happy feeling forever! amin.

Wednesday 9 April 2014

Ranting

         
          Mataku sayup menatap ranting ringkih yang tiba-tiba jatuh dari ujung dahan yang menua. Jatuh di tengah jalanan yang penuh dengan dedaunan kering. Dari ujung jalan kulihat kaki-kaki pejalan kaki tanpa ampun melindasnya, remuk menjadi beberapa bagian, dan kini terserak entah kemana saja. Angin sore kemudian bertiup kencang membawa bagian-bagian ranting kecil semakin jauh terpisah. Mataku terasa panas menyadari sesuatu...    
          Beratus langkah dilewati ternyata menuju pada titik ini. Kupahami analogi terdalam untukku tak jauh beda dengan ranting di sore ini. pada kenyataannya, aku memang tidak akan bisa lagi berada di tengah jalanmu menjadi ranting kering, jatuh dan sering terinjak. Rantingku selalu dipungut dan disatukan kembali dengan perekat kertas. Kembali terinjak lagi, untuk disatukan dengan perekat kertas yang sama. Berulang kali. Berakhir dengan perekat kertas yang masih juga sama. Pada akhirnya ranting ini hancur terbawa angin, entah kemana, tanpa bisa disatukan dengan perekat yang sama lagi.
           Sebenarnya waktu itu aku ingin kembali. Kembali untuk mencoba setelah jutaan kali jatuh. Melangkah kebelakang lagi, paling tidak satu langkah. Kembali kupeluk saja dia sampai entah kapan lenganku lumpuh karna letih. Atau mungkin kupenjara saja, biar hanya untukku. Kalau perlu kukais-kais kesetiaan orang-orang terdekat untuk menjagainya jauh dari para makhluk dengan ratusan topeng. Sayangnya, sampai juga letih ini. Segala air mata, perdebatan, komitmen, pertahanan, sabar, senyum, harapan, dan mimpi, rasanya hanyut entah kemana.
         Tapi kuyakini segala yang telah dilewati tidak akan membawa kesia-siaan. Tuhan menyampaikan pesannya dengan lembut. Membentuk hati yang kian hari kian gigih dan dewasa. Mencintai seseorang mungkin memang tidak selalu memiliki, ketika kondisi selalu tidak menjadikannya lebih baik. Meninggalkan untuk memberinya kebebasan atas apa yang dipilihnya lebih penting dari hati kita adalah kenyataan yang sewajarnya diterima. Ada saatnya untuk berdamai dengan sebuah keadaan dan realita yang tidak akan pernah bisa dirubah. Nanti, pada sebuah detik, menit, jam dan hari mungkin tuhan akan mengganti sedih dengan bahagia yang lebih.